Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Penyakit Gastroesofageal refluks (GERD)

  Penyakit Gastroesofageal refluks (GERD)  Penulis : Johanes Andrew, S.Ked & Helen Limarda, S.Ked Pendahuluan Penyakit Gastroesofageal refluks (GERD) merupakan keadaan patologis yang diakibatkan oleh refluks kandungan lambung ke dalam esofagus. GERD adalah salah satu gangguan pencernaan yang paling umum. Studi berbasis populasi menunjukkan bahwa hingga 15% individu mengalami heartburn dan/atau regurgitasi setidaknya sekali seminggu, dan 7% memiliki gejala setiap hari. 1,2 Faktor resiko GERD termasuk usia yang lebih tua, indeks massa tubuh (BMI) yang berlebihan, merokok, kecemasan/depresi, dan aktivitas fisik yang kurang. Kebiasaan makan juga dapat menyebabkan GERD, termasuk keasaman makanan, serta ukuran dan waktu makan, terutama yang berkaitan dengan tidur. Aktivitas fisik rekreasi (berjalan, berenang, meditasi, membaca, menari) bersifat protektif, kecuali bila dilakukan setelah makan. 2,3 Refluks gastroesofagus terutama merupakan gangguan pada sfingter esofagus b...

Anatomi Telinga

Gambar
  Anatomi Telinga Penulis : Johanes Andrew, S.Ked & Helen Limarda, S.Ked Gambar 2.1 Anatomi Telinga 2 Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari aurikula, meatus akustikus eksternus dan gendang telinga (membran timpani). Aurikula disusun oleh kartilago elastin yang berbentuk seperti ujung dari sebuah terompet yang dilapisi oleh kulit. Tepi dari aurikula sendiri dinamakan heliks dan bagian inferiornya dinamakan lobula. Meatus akustikus eksternus berbentuk seperti tabung, memiliki ukuran sekitar 2.5 cm, terletak di tulang temporal dan ujung dari meatus akustikus eksternus mengarah ke membran timpani. Pada sepertiga bagian luar meatus akustikus eksternus terdapat banyak kelenjar keringat dan rambut yang mensekresi serumen, pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar tersebut. Membran timpani adalah membrane tipis dan semi transparan yang membatasi antara tmeatus akustikus eksternus dan telinga te...

Ophthalmia Neonatorum

Gambar
  Ophthalmia Neonatorum Penulis : Helen Limarda, S.Ked &  Johanes Andrew, S.Ked Definisi Ophthalmia neonatorum adalah peradangan konjungtiva yang berupa sekret berlendir, mukopurulen, atau purulen dari satu atau kedua mata pada bulan pertama kehidupan . Kotoran apa pun, bahkan sekresi encer, dari mata bayi selama minggu pertama harus dilihat dengan kecurigaan, karena air mata tidak dikeluarkan sejak dini dalam kehidupan.  Ophthalmia neonatorum  adalah infeksi paling umum dari semua jenis pada neonatus, terjadi hingga 10%. Penyakit ini diidentifikasi sebagai entitas spesifik yang berbeda dari konjungtivitis pada bayi yang lebih tua karena sifatnya yang berpotensi serius (baik komplikasi okular dan sistemik) dan karena sering diakibatkan oleh infeksi yang ditularkan dari ibu ke bayi selama persalinan dari sekret vagina . 1-3 Epidemiologi Konjungtivitis selama periode neonatal biasanya didapat selama persalinan pervaginam dan mencerminkan infeksi menular seksual ya...

Anatomi dan Histologi Konjungtiva

Gambar
  Anatomi dan Histologi Konjungtiva Penulis : Helen Limarda, S.Ked &  Johanes Andrew, S.Ked Anatomi Konjungtiva Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. 1,2 Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu: Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris. 1 Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan kon...

Fisiologi Pendengaran

Gambar
Fisiologi Pendengaran Penulis : Johanes Andrew, S.Ked & Helen Limarda, S.Ked Pendahuluan Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pendengaran sendiri melibatkan dua askpek yaitu indentifikasi suara dan lokalisasinya. Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat. Gelombang suara terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi akibat kompresi molekul udara dan bergantian dengan daerah bertekanan rendah akibat peregangan molekul. Setiap alat yang mampu menghasilkan gangguan pola molekul udara adalah sumber suara seperti contohnya adalah garpu  tala. 1,2,3      Suara ditandai oleh nada, intensitas dan warna suara. Nada suatu suara ditentukan oleh frekuensi getaran. Semakin besar frekuensinya, semakin tinggi nadanya. Telinga dapat mendeteksi gelombang suara dengan frekuensi 20 hingga 20.000 hertz (Hz). Intensitas suara bergantung pada amplitudo gelombang suara. Semakin besar amplitudo, semakin keras suara. Kekuatan suara diukur dalam bentuk desibel (dB)...